Aira & Hares
Aira berjalan setengah berlari ke arah belakang rumah,di sana hares berada.
Saat sampai di sana laki-laki itu duduk di tengah-tengah taman yg sudah di hias sangat cantik. Warna warni dari bunga-bunga yg di taman di halaman belakang rumah aira itu tidak pernah terlihat secantik itu.
Aira tertegun, tapi tetap terus berjalan ke arah hares.
“Hares”
Suara aira barusan menginterupsi hares untuk segera bangun dari tempatnya.
“Aira”
“Apa ini?”
“Bunga, kamu suka dengan bunga,kan? Aira”
Aira mengangguk tapi belum memperlihatkan senyumnya sama sekali.
“Ai... Maaf”
Hares melangkah ke arah aira, lalu memegang kedua tangan aira.
“Ai... Sekalipun aku tidak pernah melupakanmu, semuanya selalu ada dalam benakku,hari-hariku di sana tidak pernah sebaik di sini, saat bersamamu” ungkap hares seperti sudah sangat pasrah
“Hares”
“Aku salah karena pergi saja seperti itu, tanpa kabar apapun. Tapi itu karena aku tidak bisa melakukannya selama di sana. Ayah benar-benar membuatku hanya harus fokus pada perusahaan. Maaf, aku tidak berhak membela diri dan mengatakan hal ini, tapi ai... Jika tidak mengatakannya kau tidak akan tau,bukan?”
“Hares... Apa bisa sekali lagi?”
“Apa?”
“Berjanji padaku” Aira diam sejenak, “janji untuk tidak pergi lagi”
“Aku janji, kali ini aku tidak akan kemanapun, dan akan terus di sampingmu,ai”
“Beneran? Janji,ya?kamu udah janji ya? Klo ingkar lagi...” Ucap aira menggantungkan kalimatnya, “Aku akan mengejarmu sampai manapun!” Lalu mencengkram kerah baju hares,tentu saja tidak keras.
“Tentu saja. Jika aku mengingkarinya maka aku akan mati” ucapnya lalu memeluk aira dengan senyum merekah di wajahnya
“Hares! Gak baik bicara mati,kyk gitu!” Aira memukul pelan bahu hares,masih dalam pelukan laki-laki itu.
“Iya,iya... Aku tidak akan mengatakannya lagi”
“Hares”
“Iya?”
“Apa kau tidak melupakan sesuatu?”
“Seperti apa?”
“Mengatakan sesuatu mungkin?”
Hares tersenyum jahil. Ia tau maksud aira.
“Aku rindu padamu,sangat”
“Aku juga”
Sebenarnya aku sangat takut, saat mengingat semuanya,segala yg kita lewati,yg ku lewati. Aku takut kembali di tinggalkan. Tapi jika aku terus tetap pada ketakutan itu,maka aku hanya akan menyesal seumur hidupku, aku tidak mau lagi di tinggalkan. Aku ingin terus berada di sampingnya -aira
-Aien-