Jean
Aira tidak menyangka bertemu lagi dengan salah satu teman semasa SMA nya setelah cukup bertahun-tahun lamanya tidak bertemu.
Jeje, panggilan yg di berikannya pada Jean jahendra,teman duduknya semasa SMA.
“Astaga, Je! Lo kemana aja sii? Baru muncul sekarang” ujar Aira di dalam mobil, begitu kaget mendapati sang sahabat di pelataran rumahnya kala itu.
“Ye sorry, ini juga gue baru balik yaampun. Taun lalu baru balik, gue aja kaget tau Lo sama hares udah nikah, mana udah ngebunting aja Lo hahaha, langgeng banget si” balas laki-laki yg tengah menyetir di sebelahnya tersebut.
“Yaiyah, Lo aja gak bisa di kontakin sama teman-teman yg lain, eh btw kabar Niken gmn?” Aira lanjut menanyakan kabar istri Jeje Terakhir Aira bertemu dengan Jeje saat pernikahan laki-laki itu dengan sang istri, Niken, yg tak lain adalah gadis yg di jodohkan dengannya tersebut. mereka menikah muda untuk melangsungkan hubungan bisnis antar perusahaan.tapi, lihat sekarang mereka jadi pasangan yg awet.
Dan setelah pernikahan itu mereka langsung ke luar negri, karena itu sangat sulit bertemu.
“Baik-baik aja” – Jean
“Nanti kapan-kapan ajak
ketemuan boleh ya...” – Aira
“Ya boleh lah, sesama bumil juga” – Jean
“Ha? Serius?hamil juga istri Lo?” – Aira
“Iya, yg ketiga kali” – Jean
Aira tidak bisa berkata-kata, mereka memanglah menikah muda, tapi Aira pikir mereka akan menunda dulu soal anak.
“Woahh... Nanti gue mau ketemu Niken klo begitu” – Aira
Aira excited ingin bertemu dengan istri dari temannya tersebut, mungkin akan membahas seputar kehamilannya, dimana, Niken pasti lebih berpengalaman. Lagi pula Niken juga merupakan salah satu temannya.
Tak berapa lama kemudian,mereka sampai di pelataran sebuah gendung tinggi, mereka memarkirkan mobil lalu memasuki gedung tersebut.
Bukan pertama kalinya Aira mengunjungi kantor sang suami, hanya saja sangat jarang, wanita itu takut jika mengganggu sang suami saat sedang bekerja.
“Aira” panggil hares begitu kedua orang itu memasuki loby gedung tersebut. Ternyata hares sudah menunggunya sedari tadi.
“Mas... Aku gak tau klo sopir kamu itu si Jeje” ujar Aira menghampiri Hares
“Kurang ajar! Di katain sopir. Gue cuma di suruh jemput lo yahh!” – Jean
“Kata-kata Lo kasar banget si, nanti di denger sama anak gue gmn?!” – Aira
“Iyaiya”
“Sabar, Ai”
Haresha lalu menarik Aira untuk berdiri di sampingnya, dan merangkul gadis itu.
“Yaudah, makasih ya,je? Kapan-kapan saya traktir” ucap Haresha
“Okee, yaudah gue balik lahh.pekerjaan di sini juga udah selesai,kan?”
Hares mengangguk mengiyakan
“Yaudah,byee kalian para bucin”
Jean lalu berjalan ke luar gedung,meninggalkan hares dan Aira berdua di tempatnya.
“Jeje walau udah tua, masih aja ledekannya dan usilnya sama aja” ucap Aira terkekeh mengingat itu.
“Klo dia tau di panggil tua, pasti udah meledak si” balas hares dan di setujui oleh sang istri.
“Yaudah yukk ke atas”
Mereka lalu berjalan ke arah kantor hares berada. Sambil terus menggandeng Aira. Bahkan sampai menjadi pusat perhatian satu kantor kala itu.
Bagaimana tidak? Perhatian Hares yg tidak lepas dari Aira, serta senyuman yg selalu ia tunjukkan pada sang istri, yg jelas tak pernah siapapun melihatnya. Membuat orang-orang memandangnya iri.
Mereka sangka kebahagiaan itu akan terus berlangsung lama
-AIEN-